Kalau dilihat-lihat, mengapa koki-koki di restoran terkenal dan hotel bintang lima di Indonesia bahkan Internasional sekalipun didominasi kaum laki-laki? Bukannya ada anggapan bahwa dunia masak-memasak biasanya identik dengan kaum perempuan?
Koki pastri I Made Sutisna dari Ayana Resort & Spa Bali dan Hendry Hutabarat dari Grand Swiss Hotel Medan mempunyai penilaian tersendiri dengan fenomena tersebut. I Made yang berusia 38 tahun menilai kaum laki-laki mempunyai jiwa seni yang lebih tinggi dan lebih terampil ketika membuat hiasan pada makanan karena hal itu membutuhkan ketelitian dan keuletan tersendiri.
"Laki-laki lebih memiliki jiwa seni dari pada perempuan dalam dunia pastri," kata koki pastri yang berasal dari pulau dewata itu.
Sementara itu, Hendy Hutabarat menilai fisik kaum laki-laki lebih kuat dibanding perempuan karena seorang koki pastri harus siap berdiri berjam-jam di dapur untuk membuat kue, mengangkat loyang kue dan sebagian besar pekerjaan itu mengeluarkan energi besar.
Hendry juga menekankan emosi laki-laki lebih stabil ketimbang perempuan yang cepat putus asa atau marah ketika kue itu gagal dan suhu di dapur yang panas.
"Koki laki-laki biasanya lebih sabar dari pada koki perempuan karena pekerjaan ini membutuhkan kesabaran tingkat tinggi," kata Hendry pria kelahiran Medan tersebut.
Fakta itu memang hanya pendapat dan bukan sebuah penelitian, tapi kalau kita melihat kenyataan yang ada, memang benar bukan bahwa koki-koki profesional kebanyakan adalah seroang pria. Source
Follow Us Now On Twitter
Wednesday, September 21, 2011
Mengapa Koki Lebih Banyak Laki-laki?
5:52:00 PM
LIGHT INFO