Apa yang ada di benak Anda, ketika Anda mendapatkan segulung tisu toilet yang dihargai 1.000 poundsterling atau sekitar Rp14 juta untuk setiap lembar tisunya?
Tentu angka tersebut sangatlah fantastis untuk sehelai tisu toilet. Tetapi, tisu toilet itu bukanlah tisu toilet biasa saja. Yang membuat segulung tisu toilet tersebut memiliki harga yang begitu tinggi, adalah cerita yang ada di balik segulung tisu ini.
Segulung tisu ini adalah segulung tisu yang ditolak oleh para personil The Beatles. Mereka enggan menggunakan tisu toilet yang sudah dipersiapkan panitia tur band tersebut, karena dinilai terlalu kaku dan berdaya serap rendah.
Sebuah hal yang sepele jika nasib segulung tisu tersebut adalah benda yang ditolak untuk dipakai oleh orang-orang biasa dan bukan manusia ternama. Tetapi segulung tisu tersebut telah menjadi bagian kisah akan tur band legendaris asal Inggris, yang ketika itu sedang dalam rangkaian tur album mereka yang mendunia, Abbey Road, pada tahun 1960.
Awalnya tidak ada yang peduli dengan segulung tisu toilet tersebut, sebelum Barry Thomas, seorang penggemar berat The Beatles, rela mengeluarkan kocek hingga 85 poundsterling (sekira Rp1,2 juta, jika sekarang ini) untuk membeli segulung tisu toilet tersebut yang dilelang oleh pihak EMI pada tahun 1980 sebagai salah satu memorabilia The Beatles.
Barry mendapatkan pernak-pernik bersejarah dari The Beatles tersebut lengkap dengan selembar kertas yang menceritakan kejadian di balik segulung tisu itu. Setiap lembar tisu tersebut pun tertera cap logo perusahaan EMI.
"Dulu saya membayar segulung tisu toilet karena saya adalah penggemar fanatik The Beatles. Menurut saya, mengapa tidak memilikinya. Ini akan menjadi koleksi yang unik dan antik. Sebuah tisu toilet yang John Lennon enggan memakainya," ujar Barry (66), sebagaimana dilansir Dailymail, Rabu (21/9/2011).
Harga segulung tisu toilet ini drastis melambung tinggi, ketika kolektor memorabilia The Beatles dari Jepang menawarkan harga 1.000 poundsterling (sekira Rp14 juta) untuk setiap helai lembar tisu ini pada pekan lalu.
"Dia menawarkan saya 1.000 pounsdterling untuk setiap lembarnya. Satu lembar tisu ini!" ujar Barry menggebu.
Awalnya Barry enggan menjual koleksi berharganya itu, namun setelah dia memperhitungkan kembali, dia menerima tawaran tersebut. Source